Tanda-tanda Influencer Melakukan Boosting Post pada Kontennya
Jangan terkecoh dengan engagement rate yang naik dan turun drastis begitu saja. Ayo coba kenali tanda-tanda influencer melakukan boosting post pada setiap kontennya!

25 September 2023 – Faridatur Riskiyah Dalam dunia pemasaran digital, penggunaan influencer sebagai sarana untuk mempromosikan produk telah menjadi strategi umum bagi pemilik brand. Namun, di tengah persaingan ketat, beberapa influencer mungkin tergoda untuk menggunakan taktik boosting post. Boosting post merupakan sebuah upaya di mana influencer melakukan serangkaian cara agar postingan tersebut sampai pada khalayak banyak. Boosting post tidak selamanya buruk, namun tetap tidak disarankan jika tujuannya untuk jangka panjang. Di bawah ini kamu akan mengetahui tanda-tanda influencer melakukan boosting post pada kontennya: 1. Lonjakan Tiba-tiba dalam Jumlah Interaksi Salah satu tanda paling jelas adalah lonjakan tiba-tiba dalam jumlah like, komentar, atau bagikan pada suatu postingan. Jika sebelumnya tingkat interaksi relatif stabil atau lambat, kemudian melonjak secara dramatis dalam waktu singkat, ini bisa menjadi indikasi boosting post. Strategi ini sering digunakan untuk mempercepat sekaligus memperluas jangkauan konten. Upaya tersebut mungkin melibatkan penggunaan promosi berbayar atau berbagai teknik untuk mempengaruhi algoritma platform agar menganggap konten tersebut lebih relevan. Dalam praktiknya, strategi ini berpotensi menghasilkan eksposur lebih besar bagi konten yang diinginkan, terutama jika postingan awalnya kurang mendapatkan perhatian. Namun, perlu diingat kalau kejujuran (integritas) juga penting untuk mempertahankan kepercayaan audiens. 2. Perbedaan Signifikan antara Interaksi dan Pengikut Jika jumlah interaksi, seperti like dan komentar, jauh lebih besar daripada jumlah pengikut influencer, ini bisa menjadi tanda bahwa ada upaya untuk memperbesar visibilitas konten melalui taktik eksternal seperti boosting post. Dalam konteks media sosial, boosting post atau promosi konten adalah praktek umum di mana pemilik konten membayar platform untuk meningkatkan jangkauan hingga eksposur kiriman mereka. Dengan melakukan ini, postingan dapat muncul di berbagai feed pengguna yang mungkin tidak akan melihatnya secara alami berdasarkan algoritma platform. Strategi ini dapat bermanfaat untuk memperluas cakupan audiens dan meningkatkan keterlibatan dengan konten. 3. Peningkatan Jumlah Pengikut yang Cepat Melakukan boosting post dapat menghasilkan peningkatan yang cepat dalam jumlah pengikut. Jika seorang influencer melihat lonjakan signifikan dalam basis pengikut mereka dalam waktu singkat, ini dapat menunjukkan bahwa kontennya telah diperluas melalui promosi berbayar. Peningkatan cepat dalam jumlah pengikut seringkali terkait dengan strategi promosi aktif, termasuk iklan berbayar di platform media sosial. Melalui iklan berbayar, konten tersebut dapat ditampilkan kepada khalayak luas, termasuk bagi non followers dari influencer. 4. Mencantumkan Brand dalam Keterangan Seperti penjelasan di awal, boosting post tidak selamanya negatif jika dilakukan dengan cara sah. Contohnya, influencer yang menggunakan fitur boosting post mungkin akan menyebutkan atau mencantumkan nama brand dalam keterangan postingan mereka. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa ada kolaborasi atau promosi berbayar yang terjadi di balik konten tersebut. Hanya saja, terkadang ada influencer menggunakan hashtag brand tanpa adanya kerja sama. Jika konten itu positif, maka akan turut menguntungkan bagi brand. Tetapi jika sebaliknya, maka brand akan mengalami dampaknya. Contoh, iklan pemutih gigi atau skincare abal-abal yang menggunakan nama brand terkenal agar laris. 5. Penggunaan Fitur Targeting Geografis atau Demografis Fitur boosting post memungkinkan influencer untuk menargetkan kontennya kepada kelompok demografis atau geografis tertentu. Jika influencer membahas atau menargetkan kawasan tertentu dalam kontennya, ini bisa menjadi indikasi bahwa fitur boosting telah digunakan. Ketika menggunakan fitur boosting post, influencer dapat memilih kriteria target seperti usia, jenis kelamin, minat, lokasi geografis, hingga perilaku online. Artinya, mereka dapat mengarahkan konten kepada audiens secara lebih sesuai dengan tujuan atau pesan iklan. Misalnya, jika seorang influencer mempromosikan acara atau produk yang hanya tersedia di suatu kawasan, mereka mungkin akan memilih untuk memasang iklan di wilayah tersebut untuk mencapai audiens paling potensial. 6. Penggunaan Tautan Eksternal Jika influencer menyertakan tautan eksternal atau arahan ke situs web atau halaman luar platform media sosial, dan terjadi peningkatan tiba-tiba dalam jumlah trafik atau interaksi di luar platform, hal ini mungkin menunjukkan bahwa konten tersebut telah diperluas melalui fitur boosting post. 7. Penggunaan Format atau Gaya Postingan Berbeda Konten yang diperluas dengan boosting post mungkin memiliki format atau gaya berbeda dari postingan influencer lainnya. Hal ini bisa termasuk penggunaan bahasa atau estetika visual yang lebih seragam dan profesional. Ketika menggunakan fitur boosting post, influencer memiliki kesempatan untuk mendesain iklan dengan lebih rapi dan menarik. Mereka dapat menggunakan bahasa secara terstruktur, fokus pada pesan utama, dan memilih gambar/video menarik guna memaksimalkan daya tarik konten. Penting untuk diingat bahwa melakukan boosting post itu sendiri bukanlah tindakan melanggar etika, asalkan dilakukan dengan transparansi dan integritas. Namun, jika digunakan untuk mengelabui brand agar terlihat memiliki engagement tinggi, maka jelas akan merugikan. Oleh karena itu, pemilik brand juga harus jeli dalam memilih influencer untuk melakukan promosi produk. Jangan sampai tertipu dengan tampilan luarnya saja, sebab tidak semua influencer dengan banyak pengikut punya interaksi tinggi. Jika ingin mendapatkan influencer, kamu bisa konsultasi gratis dengan PopStar dengan klik formulir ini atau menghubungi admin lewat nomor +62811139897.
Ready to Transform Your Marketing?
Discover how PopStar Influencer's AI-powered platform can revolutionize your brand's marketing strategy.