Strategi Membangun Brand Awareness: Micro atau Macro Influencer?
Bagaimana membangun brand awareness dengan tepat menggunakan Micro atau Macro Influencer? Temukan strategi terbaik dan tingkatkan jangkauan brand di sini!

29 May 2023 – Teuku Raya Mahesa Pendekatan pemasaran melalui influencer telah menjadi salah satu metode dalam membangun brand awareness di era digital saat ini. Baik micro influencer maupun macro influencer telah berhasil mencapai hasil signifikan dalam membantu brand mencapai target audiens mereka. Namun, ketika mempertimbangkan strategi untuk membangun brand awareness, banyak pertanyaan muncul mengenai apakah lebih baik menggunakan micro influencer atau macro influencer. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai masing-masing strategi, penting untuk memahami perbedaan antara micro influencer dan macro influencer. Micro influencer adalah individu atau akun media sosial dengan jumlah pengikut relatif sedikit, biasanya berkisar antara 1.000 hingga 100.000 pengikut. Mereka memiliki followers yang terfokus serta terlibat secara aktif dalam konten mereka. Sementara itu, macro influencer adalah individu atau akun media sosial dengan jumlah pengikut lebih banyak. Sering kali mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan pengikut. Macro influencer cenderung memiliki followers lebih banyak serta dapat mencapai audiens yang lebih besar. Kelebihan dan Kelemahan Micro Influencer 1. Kelebihan Micro Influencer Salah satu kelebihan utama menggunakan micro influencer adalah keterhubungan dan keterlibatannya yang lebih kuat bersama pengikut mereka. Karena jumlah pengikutnya relatif sedikit, micro influencer cenderung memiliki interaksi yang lebih langsung dengan audiens mereka. Menurut laporan dari SocialPubli , tingkat keterlibatan pada Instagram cenderung menurun seiring bertambahnya jumlah pengikut. Influencer dengan 1.000-10.000 pengikut memiliki tingkat keterlibatan sebesar 8,8%. Sedangkan influencer dengan lebih dari 100.000 pengikut hanya memiliki tingkat keterlibatan sebesar 1,7%. Micro influencer menciptakan rasa kepercayaan dan keakraban antara influencer dan followersnya, pada gilirannya dapat mempengaruhi pembelian atau persepsi merek. Selain itu, micro influencer cenderung memiliki audiens yang lebih spesifik. Mereka sering kali memiliki keahlian atau minat khusus dalam suatu industri tertentu. Menurut survei dari Influencer Marketing Hub , 82% konsumen melaporkan bahwa mereka cenderung mempercayai rekomendasi dari micro influencer. Bekerja sama dengan micro influencer yang relevan dengan industri atau niche perusahaan. Brand mampu mencapai audiens yang lebih terlibat dan berpotensi tertarik pada produk. 2. Kelemahan Micro Influencer Salah satu kelemahan dari menggunakan micro influencer adalah jangkauannya yang terbatas. Karena jumlah pengikut mereka lebih sedikit, cakupan dan jangkauan brand mungkin tidak sebesar yang dapat dicapai seperti macro influencer. Jika tujuan utama adalah meningkatkan brand awareness secara massal dan mencapai audiens yang lebih luas. Maka menggunakan micro influencer mungkin tidak memberikan dampak signifikan bagi campaign. Selain itu, meskipun keterhubungan yang erat dengan followersnya bisa menjadi kelebihan, hal itu juga bisa menjadi kelemahan dalam beberapa kasus. Jika influencer terlibat dalam skandal atau kontroversi, dampaknya bisa sangat signifikan karena interaksi erat antara influencer dan pengikutnya dapat menyebabkan brand terlibat dalam kontroversi tersebut. Oleh karena itu, penting untuk melakukan riset mendalam dan pemantauan terhadap micro influencer sebelum bekerja sama dengannya. Kelebihan dan Kelemahan Macro Influencer 1. Kelebihan Macro Influencer Salah satu kelebihan utama menggunakan macro influencer adalah jangkauan mereka yang luas. Dengan jumlah pengikut yang banyak, mereka memiliki potensi untuk mencapai audiens lebih besar serta menjangkau lebih banyak orang. Hal ini memungkinkan brand untuk mendapatkan eksposur yang lebih besar serta meningkatkan brand awareness secara signifikan dalam waktu singkat. Dengan jumlah pengikut yang besar dan reputasi yang telah dibangun, macro influencer memiliki potensi untuk mempengaruhi keputusan pembelian pengikut mereka. Rekomendasi produk atau jasa dari macro influencer sering kali dianggap sebagai sumber informasi yang berpengaruh serta mampu meningkatkan kepercayaan konsumen. Selain itu, macro influencer sering kali dianggap sebagai otoritas dalam industri atau niche tertentu. Pengikut mereka menghargai pendapat dan rekomendasi mereka. Bekerja sama dengan macro influencer yang relevan dengan industri. Brand Dapat memanfaatkan reputasi atau otoritas mereka untuk memperkuat citra merek di mata para audiens. 2. Kelemahan Macro Influencer Salah satu kelemahan dari menggunakan macro influencer adalah kurangnya keterlibatan secara langsung dengan pengikut mereka. Karena jumlah followers mereka relatif sangat banyak, interaksi personal dengan setiap followers menjadi tidak mungkin dilakukan. Hal ini dapat mengurangi tingkat keterlibatan serta kepercayaan antara influencer dan pengikutnya, pada gilirannya dapat mempengaruhi efektivitas pesan yang disampaikan. Selain itu, biaya kerjasama dengan macro influencer biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan micro influencer. Mengingat popularitas serta jangkauan yang dimiliki oleh mereka, para macro influencer sering kali menetapkan tarif tinggi untuk sekali kerjasama. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi brand dengan keterbatasan anggaran pemasarannya. Menentukan Strategi yang Tepat Ala PopStar Dalam menentukan strategi yang tepat untuk membangun brand awareness, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang dapat membantu Anda mengambil keputusan yang tepat: 1. Tujuan Brand Pertama-tama, tentukan tujuan brand dalam membangun brand awareness. Apakah Anda ingin mencapai audiens yang lebih terfokus dan terlibat atau mencapai jangkauan luas? Jika tujuan Anda adalah mencapai audiens dalam niche atau industri tertentu, maka bekerja dengan micro influencer dapat menjadi pilihan baik. Namun, jika Anda ingin mencapai audiens yang lebih besar serta meningkatkan eksposur brand secara signifikan, maka kerja sama dengan macro influencer mungkin lebih efektif. 2. Anggaran Pemasaran Pertimbangkan anggaran pemasaran yang dimiliki untuk kampanye brand awareness. Bekerja dengan macro influencer biasanya lebih mahal dibandingkan dengan micro influencer. Jika anggaran terbatas, memilih untuk bekerja dengan beberapa micro influencer dalam kampanye yang terkoordinasi bisa menjadi alternatif bagi campaign, karena terbilang terjangkau namun tetap efektif. 3. Relevansi dan Kredibilitas Pastikan influencer memiliki relevansi dengan brand serta target audiens. Apakah mereka memiliki minat, pengalaman, atau keahlian sesuai dengan industri Anda? Selain itu, perhatikan kredibilitas serta reputasi influencer. Lakukan riset mendalam untuk memastikan bahwa mereka memiliki reputasi baik dan tidak terlibat dalam kontroversi yang dapat merusak citra merek. 4. Keterlibatan dan Interaksi Pertimbangkan tingkat keterlibatan serta interaksi yang diharapkan dapat terjadi antara influencer dan pengikutnya. Jika Anda menginginkan keterlibatan yang lebih langsung dan personal dengan audiens, maka micro influencer mampu memberikan keuntungan dalam hal itu. Namun, jika Anda lebih fokus pada eksposur merek atau brand awareness, maka kerja sama dengan macro influencer mungkin lebih cocok. 5. Strategi Kombinasi Anda juga dapat mempertimbangkan untuk menggabungkan kedua strategi ini dengan menggunakan kombinasi micro influencer dan macro influencer dalam kampanye brand awareness. Dengan kombinasi ini, Anda dapat menggabungkan kelebihan keterlibatan audiens dari micro influencer dengan jangkauan luas serta otoritas dari macro influencer. 6. Menggunakan Platform Influencer Marketing Platform influencer marketing adalah sarana yang menyediakan fitur serta layanan untuk mempertemukan brand dengan influencer yang cocok. Platform ini adalah tempat di mana merek dapat mencari influencer yang relevan, mengelola kampanye pemasaran, memantau kinerja kampanye, dan mengukur hasilnya. Fitur-fitur tersebut mempermudah proses seleksi influencer, kolaborasi, dan analisis data. Salah satu platform yang dapat Anda gunakan adalah PopStar . Dengan platform PopStar, Anda dapat mencapai audiens yang sebelumnya sulit dijangkau bersama micro maupun macro influencer kami. Dalam kesimpulannya, Micro influencer fokus pada keterlibatan yang tinggi, keaslian, dan kredibilitas dalam niche tertentu, sementara Macro influencer memiliki jumlah pengikut yang besar, eksposur yang luas, dan potensi pengaruh yang besar pada keputusan pembelian. Dalam era pemasaran digital yang terus berkembang, kolaborasi dengan influencer menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencapai audiens target dan membangun brand awareness. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, hubungi kami di sini atau melalui nomor +628111398977.
Ready to Transform Your Marketing?
Discover how PopStar Influencer's AI-powered platform can revolutionize your brand's marketing strategy.