Macro vs Micro Influencer: Engagement Rate Mana yang Lebih Kuat?

17 Juni 2023 – Teuku Raya Mahesa Influencer telah mendominasi pemasaran digital! Mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku serta preferensi konsumen dengan konten uniknya. Dalam dunia influencer, terdapat 4 jenis kelompok, terutama macro influencer dan micro influencer. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah, manakah yang lebih kuat dalam hal engagement rate? Terkadang beberapa brand melakukan perdebatan mengenai apakah memilih influencer dengan jumlah pengikut besar (macro influencer) atau influencer dengan pengikut lebih sedikit (micro influencer) Salah satu faktor kunci dalam perdebatan ini adalah tingkat keterlibatan atau engagement rate dari kedua jenis influencer ini. Artikel kali ini, PopStar akan membahas perbedaan antara macro dan micro influencer dan menjelaskan secara rinci mengenai macro influencer maupun micro influencer. Mengenal Macro Influencer dan Micro Influencer Sebelum membahas engagement rate, kita perlu memahami pengertian dari kedua jenis influencer ini. Macro influencer adalah influencer dengan jumlah pengikut yang biasanya di atas 100.000. Mereka kerap terkenal dalam dunia selebriti, atlet, atau memiliki popularitas sebelumnya. Sementara itu, micro influencer adalah influencer dengan jumlah pengikut relatif lebih sedikit, biasanya antara 10.000 hingga 100.000. Mereka memiliki fokus yang lebih spesifik dalam niche tertentu dan seringkali memiliki interaksi lebih dekat bersama pengikutnya. Mengapa Engagement Rate Penting? Engagement rate adalah metrik yang mengukur sejauh mana konten influencer berhasil berinteraksi bersama pengikut mereka. Hal ini sangat penting dalam pemasaran digital karena tingginya tingkat interaksi menunjukkan bahwa konten influencer berhasil menarik perhatian pengikut serta mempengaruhi perilaku konsumen. Engagement rate meliputi komentar, like, dan berbagi konten. Data Engagement Rate 1. Macro Influencer Beberapa studi telah mengamati engagement rate dari macro influencer dan menemukan hasil menarik. Misalnya, sebuah studi Markerly, menemukan bahwa ketika jumlah pengikut meningkat, engagement rate mengalami penurunan. Menurut studi tersebut, akun influencer yang kurang dari 1.000 pengikut memiliki engagement rate sebesar 8%, sedangkan akun dengan 1 juta pengikut hanya memiliki engagement rate sekitar 1,7%. 2. Micro Influencer Meskipun memiliki jumlah pengikut lebih sedikit, micro influencer seringkali memiliki engagement rate yang lebih tinggi. Menurut sebuah laporan dari Influencer Marketing Hub , influencer dengan jumlah pengikut antara 10.000 hingga 100.000 memiliki rata-rata engagement rate sekitar 3%. Kelebihan Macro Influencer Meskipun engagement rate macro influencer umumnya lebih rendah daripada micro influencer, mereka masih memiliki beberapa kelebihan yang perlu dipertimbangkan. Pertama, mereka memiliki jangkauan luas. Banyaknya jumlah pengikut, konten macro influencer dapat mencapai audiens yang lebih besar. Kedua, mereka memiliki citra kuat dan dapat memberikan pengaruh signifikan. Macro influencer seringkali memiliki pengikut loyal serta terhubung bersama brand yang mereka promosikan. Ketiga, Macro influencer umumnya memiliki keterampilan dalam menciptakan konten secara profesional. Mereka sering memiliki akses ke peralatan fotografi dan pengeditan video yang canggih, serta pengetahuan tentang gaya dan tren terkini. Dengan demikian, mereka dapat membantu brand menciptakan konten untuk menarik perhatian audiens. Macro influencer juga memiliki kemudahan dalam mengakses ke brand partnership dan kesempatan promosi besar lainnya. Selain itu, mereka dapat memberikan visibilitas tinggi bagi brand, terutama jika brand tersebut ingin mencapai audiens yang lebih luas secara cepat. Kelebihan Micro Influencer Sementara itu, micro influencer juga memiliki kelebihan signifikan. Pertama, mereka memiliki engagement atau keterlibatan lebih dekat dengan pengikut mereka. Walaupun jumlah pengikut sedikit, micro influencer dapat membangun hubungan yang lebih intim serta personal bersama audiensnya. Ini dapat menghasilkan tingkat engagement tinggi dan meningkatkan kepercayaan pengikut terhadap brand. Kedua, micro influencer kerap memiliki keahlian atau pengetahuan spesifik pada niche tertentu. Terkadang, mereka merupakan ahli dalam bidangnya, biasanya pengikut jenis influencer ini sangat terkonsentrasi di dalam niche-nya. Hal tersebut dapat mempermudah brand untuk mencapai target audiens yang sesuai dengan produk atau layanannya. Selain itu, micro influencer umumnya lebih terjangkau dibandingkan dengan macro influencer. Micro Influencer seringkali bersedia bekerja sama dengan brand dalam bentuk pertukaran produk atau kompensasi rendah dibandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk bermitra dengan macro influencer. Keuntungan tersebut dapat menjadi solusi ekonomis bagi merek dengan anggaran terbatas. Dalam mengambil keputusan antara menggunakan macro atau micro influencer, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti anggaran, tujuan kampanye, hingga kesesuaian value brand dengan influencer pilihan. Ada situasi di mana macro influencer mungkin lebih cocok, seperti saat mencoba memperkenalkan brand baru kepada audiens. Sementara di situasi lain, micro influencer dapat memberikan hasil, terutama dalam membangun keterlibatan dengan target audiens. Meskipun pengikut macro influencer lebih banyak, engagement rate tinggi hanya mampu dicapai melalui kolaborasi bersama micro influencer. Engagement rate tinggi dari micro influencer dapat menghasilkan interaksi lebih banyak. Namun, penting untuk memahami bahwa kedua jenis influencer memiliki peran serta manfaat berbeda, dan strategi yang sukses dapat melibatkan kombinasi dari keduanya. Dalam memilih influencer, faktor-faktor seperti tujuan kampanye, target pasar, dan kesesuaian merek harus dipertimbangkan dengan cermat. Tertarik untuk berkolabirasi dengan salah satu jenis influencer tersebut? Mari jalin kerjasama bersama influencer-influencer di PopStar! Hubungi kami melalui link ini atau hubungi tim PopStar di nomor +628111398977.