Lets set up a call to discuss your brand success journey.

Penyebab Kegagalan Influencer Marketing dan Cara Mengatasinya

April 13, 2023

penyebab-kegagalan-influencer-marketing-dan-cara-mengatasinya banner

“Saya mau mencoba menggunakan influencer marketing untuk brand, tapi saya tidak mau gagal saat melakukannya.” Banyak orang mempertimbangkan untuk menggunakan influencer marketing dalam bisnisnya, tapi mereka ragu untuk mengambil risikonya. Karena jika mereka memilih influencer yang salah, maka citra brand pun menjadi jelek.

Mau kerjasama dengan influencer untuk promosikan produk? Kamu harus tahu kesalahan influencer marketing ini jika brand mau sukses. Yuk bahasa di sini!

Di artikel ini, digital marketing service PopStar akan membahas kesalahan umum dalam influencer marketing beserta cara mengatasinya. Jadi ikuti terus artikel ini ya!

Kegagalan Influencer Marketing

Influencer marketing adalah metode pemasaran yang melibatkan influencer Indonesia. Mengapa demikian? Hal ini karena influencer dinilai mampu menyampaikan “feel of use” atau “pengalaman pengguna” dan menampilkan “appearance” atau “penampilan” dari suatu produk melalui konten yang mereka posting di media sosial.

Berdasarkan kemampuannya tersebutlah brand menggunakan influencer Indonesia untuk meningkatkan brand awareness di konsumen.

Namun masih banyak bisnis atau brand mengalami kegagalan saat menggunakan jasa influencer untuk promosi di media sosial. Berikut ini dua kegagalan utama yang kerap dirasakan bisnis saat menjalankan influencer marketing:

1. Tingkat engagement rendah

2. Respon negatif karena konten yang tidak tepat

1. Tingkat Engagement Rendah

Salah satu kegagalan dalam influencer marketing adalah tingkat engagement yang masih rendah atau kurangnya keterlibatan dari audience.

Engagement rate atau tingkat keterlibatan mengacu pada persentase reaksi audience terhadap konten di media sosial. Bentuk keterlibatan audiens terhadap suatu konten bisa dengan “like,” “comment,” “save,” “share,” dan lainnya.

Saat bekerja sama dengan influencer, brand mengharapkan adanya reaksi audience terhadap konten, seperti memberikan respon balik terhadap produk, menanyakan pertanyaan, dan lainnya. Hal ini dapat meningkatkan engagement rate suatu brand.

Sebelumnya brand akan memilih influencer dengan jumlah pengikut yang besar, namun saat ini brand lebih memilih kerjasama dengan influencer Indonesia yang memiliki engagement tinggi.

2. Respon Negatif Akibat Konten yang Tidak Tepat

Saat orang berbicara mengenai kegagalan dalam influencer marketing, banyak dari mereka berpikir kegagalan tersebut karena adanya “respon negatif” dari audiens.

Meskipun ada beberapa orang yang mencoba menggunakan respon negatif ini untuk meningkatkan brand awareness, sebaiknya dihindari karena dapat merusak citra brand dan menyebabkan audiens loyal meninggalkan brand.

3. Dampak dari Kegagalan Influencer Marketing

Kegagalan dalam influencer marketing bisa berdampak pada citra brand yang menjadi jelek.

Walaupun influencer marketing memiliki potensi untuk meningkatkan popularitas suatu brand, tapi strategi ini juga memiliki risiko kegagalan. Risiko kegagalan ini harus dipertimbangkan dengan cermat dan diimplementasikan secara hati-hati.

Kegagalan Akibat Engagement Rendah dalam Suatu Konten

Setelah membahas apa saja kegagalan dalam influencer marketing, selanjutnya digital marketing service PopStar akan menjelaskan faktor-faktor penyebab kegagalan influencer marketing.

1. Kegagalan dalam Menjangkau Target Audiens Karena Ketidakcocokan dalam Demografi Pengikut

Alasan pertama dari kegagalan influencer marketing adalah gagal menjangkau audience karena ketidaksesuaian demografi influencer dengan target audience brand.

Misalnya, brand bekerja sama dengan influencer untuk mempromosikan produknya dengan target audience wanita berusia 40-an. Namun, brand ternyata bekerja sama dengan influencer yang audiencenya rata-rata berusia 10-20 tahun. Dengan begitu campaign tidak akan berjalan dengan baik.

Brand tidak mampu menjangkau audiens yang sesuai dengan target market yang mereka tuju. Karena audience wanita berusia 40-an tidak mengikuti influencer Indonesia dengan audience berusia 10-20 tahun. Mereka merasa tidak sesuai atau tidak relate dengan influencer Indonesia jenis ini.

Maka dari itu brand gagal menjangkau audiens akibat ketidaksesuaian dengan demografi pengikut.

2. Influencer yang Dipilih Tidak Terlalu Disukai

Meskipun brand sudah bersusah payah memilih influencer untuk bekerja sama, tapi jika influencer tersebut tidak memberikan kesan baik maka ia bisa tidak disukai oleh audiens yang melihat postingan mereka.

Menggunakan influencer Indonesia dengan tingkat favorabilitas rendah dapat membuat citra brand menjadi negatif. Sehingga tidak disarankan untuk menggunakan influencer yang tidak terlalu disukai oleh audiens.

3. Audiens yang Merasa Terganggu Akibat Terlalu Banyak Intervensi dari Brand

Misalnya brand telah memilih influencer Indonesia yang tepat dan memiliki citra sesuai dengan brand, namun dalam konten ternyata brand terlalu mengintervensi atau terlalu menekan influencer, maka bisa menyebabkan audience malas engage dengan konten.

Saat seorang influencer yang kerap membuat konten seputar beauty tiba-tiba memposting konten berkaitan peralatan rumah tangga dengan tone yang mirip dengan saluran shopping online, ini bisa membuat audiens-nya terganggu dengan perubahan yang tiba-tiba itu dan menurunkan engagement.

Konten yang terlalu banyak intervensi dari brand kerap membuat audience malas untuk melihatnya sampai akhir.

Lebih baik brand membebaskan influencer untuk membuat konten seputar produk brand, karena mereka tahu konten jenis apa yang disukai oleh para pengikutnya.

Contoh Kegagalan Konten Influencer yang Menyebabkan Kontroversi

Sebelumnya kita telah membahas faktor-faktor yang menyebabkan engagement suatu brand rendah. Selanjutnya kita akan membahas dua faktor yang menyebabkan postingan menjadi kontroversi.

1. Postingan yang Tidak Tepat Dapat Menyebabkan Kontroversi

Audiens dapat merasa terganggu dan tersinggung jika seorang influencer membuat konten yang memfitnah produk dari brand kompetitor untuk membuat produk brand kamu terlihat lebih baik. Atau audiens juga bisa merasa terganggu saat influencer membuat postingan yang tidak sopan dan bercandaan.

Jika konten yang seperti itu dibuat oleh influencer, kemungkinan besar bisa merusak citra brand dan menyebabkan kontroversi.

Karena saat ini informasi dapat tersebar dengan cepat, maka brand harus menghindari membuat konten yang tidak pantas.

2. Konten yang Menimbulkan Kontroversi

Salah satu kesalahan terbesar saat membuat konten adalah konten tersebut tidak didukung oleh fakta yang valid atau menggunakan kata-kata yang kontroversial.

Contohnya adalah konten iklan untuk produk suplemen kecantikan di mana suplemen tersebut bisa membuat langsing, membuat kulit putih, dan lain sebagainya tanpa influencer mencobanya sendiri.

Hal ini biasa terjadi untuk produk-produk yang menjanjikan hasil tertentu dalam waktu instan. Sehingga audiens merasa tertipu dan kehilangan rasa percaya terhadap brand.

Kegagalan Saat Berkomunikasi dengan Influencer

Sebelumnya kita telah membahas kesalahan umum dalam konten yang bisa menyebabkan kontroversi. Selain konten, terdapat kesalahan lainnya yang kerap dilakukan brand saat menjalankan influencer marketing, yaitu pada tahap komunikasi dengan influencer.

1. Gagal dalam Membuat Daftar Influencer 

Semakin banyak influencer Indonesia yang ingin diajak kerja sama oleh brand, maka semakin banyak pula permintaan yang harus dikirimkan brand.

Jika seorang influencer tergabung dalam agensi atau memiliki manajer, maka obrolan akan dilakukan melalui email. Tetapi di awal obrolan selalu dimulai melalui Instagram.

Karena pengaturan dari Instagram, DM masuk dari pengguna yang tidak diikuti akan masuk ke bagian “permintaan,” sehingga kemungkinan untuk terbaca kecil. Apalagi mega influencer yang memiliki jumlah pengikut yang sangat banyak. Mereka ini mungkin menerima banyak permintaan kerja sama, tetapi tidak sadar akibat pesan yang terlalu banyak.

Hal yang kerap menjadi kegagalan antara brand dan influencer dalam berkomunikasi, dan brand gagal dalam membuat daftar influencer yang dibutuhkan.

  • Kemungkinan Seorang Influencer Menerima Tawaran Kerjasama Sekitar 15%

Salah satu aspek tersulit dari menjalankan influencer marketing adalah membuat influencer Indonesia menerima tawaran kerjasama brand.

Meskipun brand telah menemukan influencer yang cocok dengan produk atau layanannya, tapi influencer itu tidak bisa dipastikan akan menerima tawaran kerjasama dari brand.

15% influencer yang menerima tawaran kerja sama brand tanpa melibatkan pembayaran, hanya menawarkan produk sebagai hadiah. Persentase ini bisa bertambah jika kerjasama menawarkan pembayaran didalamnya.

2. Memilih Influencer dengan Fake Followers

Influencer marketing sebagian besar ditujukan untuk meningkatkan brand awareness dan meningkatkan penjualan produk suatu brand, sehingga banyak orang khawatir terhadap jumlah pengikut yang dimiliki oleh influencer.

Karena saat ini banyak pengguna dan influencer yang memiliki fake followers atau pengikut palsu bahkan memalsukan jumlah like. Ini dilakukan agar mereka terlihat memiliki pengaruh di dan popular media sosial.

Orang-orang yang membeli followers atau memalsukan jumlah like ini tidak memiliki pengaruh apapun di media sosial, bahkan tingkat engagement mereka rendah.

3. Kegagalan dalam Mengelola Kemajuan Project

Meskipun mendapatkan balasan dari influencer yang  berhasil mengambil proyek iklan, terkadang tidak ada balasan dan proyek tidak berjalan dengan baik.

Hanya sebagian kecil dari influencer yang menjadikan ini sebagai pekerjaan utama, kebanyakan dari mereka menjalankan media sosial secara bersamaan dengan pekerjaan atau pendidikan mereka.

Di antara influencer dengan jumlah pengikut tertentu, ada juga yang menjalankan beberapa proyek secara bersamaan.

Dalam situasi seperti ini, waktu yang dapat diberikan untuk satu proyek menjadi sedikit, sulit untuk memajukan proyek sebagaimana yang diharapkan dan terkadang menemui kesulitan.

4. Influencer Tidak Dapat Dihubungi

Meskipun brand telah berhasil menyelesaikan proses seleksi dan komunikasi dan mencapai tahap “tinggal menunggu postingan!”, penting untuk tidak lengah.

Seringkali terjadi bahwa influencer tiba-tiba berhenti merespons atau akun mereka menghilang, bahkan setelah berkomunikasi.

Terutama untuk proyek tanpa bayaran (proyek periklanan di mana produk disediakan sebagai imbalan untuk promosi media sosial), tidak jarang orang menghilang begitu menerima produk. Meskipun ini lebih sedikit terjadi ketika melibatkan pembayaran, tidak bisa diabaikan sepenuhnya.

Untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan orang menjadi tidak responsif, disarankan untuk menetapkan jumlah permintaan yang lebih banyak dan mengambil langkah-langkah lainnya.

Jika brand merasa bahwa proses ini membutuhkan lebih banyak upaya atau membawa risiko yang lebih besar dari yang diharapkan, menggunakan jasa agensi juga merupakan pilihan. Meskipun memerlukan biaya, brand dapat mengurangi risiko yang terlibat.

Cara Sukses dalam Influencer Marketing

Sejauh ini, kita telah melihat banyak faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam influencer marketing.

Jadi, apa yang harus brand perhatikan untuk sukses dalam influencer marketing? Berikut adalah tiga hal yang perlu diingat.

1. Pilih Influencer yang Cocok untuk Brand

Hindari memilih influencer  yang tidak sesuai dengan citra brand.

Dengan memilih influencer yang memposting konten dalam genre yang mirip dengan produk yang ingin brand iklankan, kamu dapat dengan lebih mudah menyampaikan daya tarik produk.

2. Periksa Konten saat Memilih Influencer

Postingan sehari-hari dari influencer juga menjadi poin yang perlu diperhatikan.

Mari kita perhatikan postingan biasa dari influencer, seperti apakah mereka hanya mengunggah satu foto, mengunggah video, atau menambahkan teks.

Bayangkan mereka memperkenalkan produk brand dan konfirmasi apakah mereka mungkin melakukannya. 

Selain itu, nilai postingan sesuai dengan daya tarik, seperti mengunggah foto untuk “mudah dimasukkan ke dalam kehidupan sehari-hari” dan menggunakan lebih banyak video atau teks untuk daya tarik “fungsionalitas”.

3. Membangun Kepercayaan dengan Influencer

Membangun kepercayaan dengan influencer juga merupakan poin penting dalam menjalankan promosi dengan sukses.

Terutama, usahakan untuk mengurangi kesalahan dalam balasan saat berkomunikasi dengan influencer.

Juga, perhatikan kelancaran pengiriman produk dan batas waktu pembayaran imbalan. Jika terjalin hubungan kepercayaan dengan influencer, mereka lebih cenderung menerima kerjasama lagi di masa depan.

Hindari Kesalahan Influencer Marketing Bersama Digital Marketing Service PopStar

Itu tadi pembahasan kegagalan influencer marketing. Jika kamu memahami pembahasan diatas, kemungkinan brand akan terhindar dari kegagalan lebih besar.

Untuk kamu yang membutuhkan influencer untuk menyukseskan strategi marketing mu, maka ini saatnya menggunakan jasa digital marketing service PopStar.

Digital marketing service PopStar akan membantu semua permasalahan mu. Membantu mensukseskan strategi marketing brand, hingga memberikan rekomendasi influencer Indonesia berkualitas dan pas dengan brand.

Dengan kami, semua harapan brand akan direalisasikan sebaik mungkin dan ditangani oleh tim yang berpengalaman.

Bila masih terdapat pertanyaan, kamu bisa klik link agar tim digital marketing service PopStar dapat segera menjawab pertanyaan mu!