Cara Sukses Menjalankan Influencer Marketing Bagi Bisnis D2C

February 28, 2023

cara-sukses-menjalankan-influencer-marketing-bagi-bisnis-d2c banner

Jika kamu sedang menjalankan bisnis DC2 (Direct to Consumer) dan ingin mulai menggunakan influencer marketing tapi belum tahu cara memulainya, mungkin artikel ini bisa membantu.

Kali ini influencer marketing platform PopStar akan membahas empat poin penting dalam memilih influencer untuk bisnis D2C, dua poin untuk risiko yang akan dihadapi bisnis D2C jika salah memilih influencer, dan 2 cara untuk memilih influencer bagi bisnis D2C.

Bisnis DC2C dan influencer marketing merupakan konsep dan metode yang relatif baru dan membuat kamu merasa sulit untuk mengetahui bagaimana cara memulainya. Namun jika kamu memahami empat poin penting yang akan dibahas PopStar, maka memulainya pun tidak sulit.

Influencer Marketing dalam Bisnis D2C?

Bisnis D2C adalah singkatan dari “Direct to Consumer”, yang mengacu pada bentuk transaksi di mana perusahaan produksi atau produsen menjual produk yang mereka hasilkan secara langsung kepada konsumen tanpa melibatkan perantara atau reseller. 

Dalam bisnis D2C, penting untuk menyampaikan konsep produk dan citra brand dengan berbagai cara, salah satu cara yang efektif adalah influencer marketing. Selain itu, influencer marketing adalah metode untuk memperluas brand awareness dan penjualan produk melalui influencer yang memiliki pengaruh besar di media sosial.

Mengapa Bisnis D2C dan Influencer Marketing Cocok?

Bisnis D2C dan pemasaran influencer sangat cocok dan mudah mencapai hasil yang baik. Alasannya karena media sosial telah “menyebar secara luas di kalangan generasi milenial dan generasi Z”.

1. Kepopuleran Media Sosial di Kalangan Generasi Milenial dan Generasi Z

Kepopuleran media sosial di kalangan Generasi Millennial dan Z menjadi alasan mengapa D2C (Direct to Consumer) dan influencer marketing sangat cocok dan mudah memberikan hasil yang baik. 

D2C adalah model bisnis yang lebih banyak melakukan penjualan melalui saluran online seperti situs e-commerce. Oleh karena itu, target utamanya seringkali adalah Generasi Millennial yang lahir antara tahun 1990-1995 dan Generasi Z yang lahir antara 1996-2015 yang akrab dengan internet. 

Generasi Millennial dan Z telah menggunakan media sosial seperti Twitter dan Instagram sejak mereka masih sekolah, sehingga media sosial menjadi bagian dari kehidupan mereka. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa menggunakan influencer untuk mempromosikan produk dapat secara efektif menjangkau target utama.

Memilih Influencer yang Tepat dalam Bisnis D2C

Kunci dari influencer marketing ini adalah memilih influencer yang tepat. Jika memilih influencer yang salah, maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan mengakibatkan biaya yang sia-sia terbuang. 

Oleh karena itu, terdapat empat poin penting memilih influencer dalam bisnis D2C:

1. Target Market Bisnis dan Audience Influencer Cocok

Poin pertama dalam memilih influencer adalah memastikan bahwa target perusahaan dan pengikut influencer cocok. 

Kamu perlu memeriksa pengikut influencer dan memastikan bahwa mereka cocok dengan profil pelanggan target perusahaan. Misalnya, untuk bisnis D2C yang menjual produk kosmetik wanita, kamu harus memilih influencer dengan mayoritas pengikutnya adalah wanita. 

Jika tidak, itu akan menjadi pemasaran yang tidak efisien yang hanya akan meningkatkan biaya dan tidak akan memberikan hasil yang signifikan.

2. Kesesuaian Antara Brand atau Produk dengan Konten Influencer

Poin kedua dalam memilih influencer adalah kesesuaian antara brand atau produk dengan konten postingan sehari-hari milik influencer. 

Kamu perlu memeriksa postingan sehari-hari influencer dan memeriksa apakah mereka cocok untuk mempromosikan produk perusahaan. 

Pengikut tertarik pada konten postingan sehari-hari influencer dan memilih untuk mengikuti mereka karena konten tersebut, sehingga jika influencer tidak mempromosikan produk atau layanan yang mirip dengan konten mereka, maka pengikut mungkin tidak memperhatikan postingan tersebut.

Oleh karena itu, kamu perlu memeriksa kesesuaian antara brand atau produk dan konten postingan sehari-hari influencer sebelum memilih mereka untuk promosi produk perusahaan.

3. Tingkat Engagement dalam Konten Promosi Sebelumnya Tinggi

Poin ketiga dalam memilih influencer apakah tingkat keterlibatan dalam postingan endorse atau promosi sebelumnya  tinggi. 

Tingkat engagement dalam media sosial adalah persentase pengguna yang melihat postingan dan berinteraksi terhadapnya. Influencer dengan tingkat engagement atau keterlibatan tinggi dalam postingan endorse dapat membantu meningkatkan kesadaran brand dan juga meningkatkan penjualan. 

Jika ingin meningkatkan brand awareness, maka kamu dapat menggunakan jumlah tampilan postingan kerjasama sebelumnya sebagai dasar untuk memilih influencer. Namun, jika ingin meningkatkan penjualan, maka kamu harus lebih memperhatikan tingkat keterlibatan dalam postingan kerjasama masa lalu.

4. Memiliki Risiko Merusak Citra Brand

Poin keempat dalam memilih influencer adalah, apakah influencer memiliki risiko merusak citra brand. 

Reputasi influencer sebagai bintang iklan produk sangat terkait dengan reputasi brand, dan jika reputasi influencer turun, kemungkinan reputasi merek juga turun. 

Influencer selalu memiliki risiko untuk terkena kontroversi karena pernyataan tidak tepat yang dapat menyebabkan citra buruk. Meskipun sulit untuk mengantisipasi dan mencegahnya, pilihlah influencer dengan risiko membawa kontroversi rendah berdasarkan postingan masa lalu dan sebagainya.

Risiko Memilih Influencer yang Salah

Terdapat dua risiko yang bisa menimpa bisnis D2C jika salah dalam memilih influencer. Dua risiko tersebut adalah:

1. Tidak Meningkatkan Penjualan yang Sebanding dengan Biaya yang Dikeluarkan

Risiko pertama adalah ketidakmampuan untuk meningkatkan penjualan yang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. 

Terkadang, memilih influencer yang memiliki banyak pengikut tidak menjamin peningkatan penjualan dan justru menambah biaya. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan jumlah pengikut, konten yang telah diunggah, serta tingkat engagement sebelum memilih influencer agar bisa menghitung ROI (Return On Investment) yang dihasilkan.

2. Merusak Citra Brand

Risiko kedua adalah merusak citra brand. Terkadang, campaign influencer marketing tidak hanya gagal meningkatkan penjualan, tetapi juga bisa merusak citra brand jika influencer terlibat dalam skandal atau kontroversi. 

Kredibilitas brand yang rusak sulit untuk diperbaiki dan bisa mengancam kelangsungan bisnis. Oleh karena itu, sebelum memilih influencer, perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi dan memilih dengan hati-hati.

Dua Cara untuk Menghubungi Influencer dalam Bisnis D2C

Ketika memutuskan untuk memilih influencer dalam melakukan pemasaran, terdapat dua cara tepat untuk menghubunginya, yaitu:

1. Menghubungi Influencer Secara Langsung

Cara pertama adalah dengan menghubungi influencer secara langsung untuk meminta mereka mempromosikan produk brand kamu. 

Influencer yang menerima pekerjaan seperti endorse biasanya memiliki informasi kontak di akun media sosial mereka. Jika sudah menentukan influencer yang ingin kamu hubungi, langsung saja hubungi mereka.

Berikut adalah tips untuk menghubungi influencer secara efisien:

  • Siapkan daftar beberapa influencer yang ingin dihubungi
  • Siapkan template pesan permintaan kerja sama
  • Kirim pesan secara massal

2. Menggunakan Influencer Marketing Platform PopStar

Cara kedua adalah menggunakan influencer platform untuk menemukan influencer yang tepat sesuai dengan isi produk dan anggaran promosi kamu. 

Influencer marketing platform PopStar merupakan platform yang dapat membantu kamu mencari influencer yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 

Melalui PopStar, kamu akan dipertemukan dengan influencer PopStar berkualitas, memiliki tingkat engagement tinggi, dan harganya masih affordable. 

Di PopStar, kamu bisa bekerja sama dengan influencer berkualitas untuk jasa endorse Instagram, atau jasa endorse media sosial lainnya.

Meskipun cara ini membutuhkan biaya tambahan, namun jika anggaran perusahaan cukup, maka cara ini adalah pilihan yang disarankan. Oleh karena itu, mencari platform yang mudah digunakan juga bisa menjadi alternatif pilihan.

Harga Influencer Indonesia

Meskipun tidak dapat dikatakan secara pasti, namun berdasarkan penelitian PopStar, biaya influencer marketing ditentukan berdasarkan jumlah pengikut. 

Harga rata-rata untuk satu posting antara influencer berbeda, semua tergantung banyaknya pengikut dan seberapa pengaruh mereka setiap mempromosikan produk brand.

Influencer Indonesia biasanya telah memiliki rate card tersendiri dan dari situ kamu bisa melihat harga kerjasama, tingkat engagement, dan lainnya.

Contoh Penggunaan Influencer Marketing dalam Bisnis D2C

Terakhir, influencer marketing agency PopStar akan memperkenalkan contoh penggunaan influencer dalam bisnis D2C agar kamu dapat memiliki gambaran yang lebih konkret

  • Fiersa Besari Kerja Sama dengan Eiger 

Eiger Adventure merupakan brand Indonesia yang menjual produk-produk fashion Outdoor. Brand Eiger merupakan bisnis model D2C yang menjual langsung produknya ke konsumen melalui online maupun offline.

Brand ini pernah bekerja sama dengan salah satu influencer dan penyanyi populer di Indonesia, Fiersa Besari. Eiger menggaet Fiersa sebagai brand ambassadornya untuk meningkatkan minat pembelian dari komunitas pendaki gunung di Bandung.

Dipilihnya Fiersa sebagai BA Eiger karena ia dikenal sebagai sosok yang memiliki kredibilitas baik dan kepercayaan dari para audiencenya, sehingga dapat mendorong pengikutnya untuk melakukan pembelian.

Ia juga dikenal di mata pengikutnya sebagai sosok yang memiliki kendal dan kemampuan untuk mempengaruhi pengikutnya dan mendorong mereka untuk melakukan pembelian.

Selain itu, Fiersa memiliki kecocokan dengan brand Eiger, karena ia memiliki hobi memanjat gunung. Jadi postingan dari Fiersa dinilai cocok dan sesuai dengan Eiger.

Dengan kemampuannya tersebut brand Eiger memilih Fiersa sebagai brand ambassador mereka.

Pilih Influencer Tepat di Influencer Marketing Platform PopStar

Nah, itu dia penjelasan mengenai cara sukses menjalankan influencer marketing bagi bisnis D2C. 

Intinya agar influencer marketing berjalan sukses, kamu perlu memilih influencer yang tepat dan sesuai dengan brand atau produk yang mau dipromosikan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, kamu bisa memanfaatkan platform jasa influencer marketing untuk mendapatkan influencer yang sesuai dengan bisnis.

Influencer marketing agency PopStar merupakan platform Influencer Indonesia yang dapat memenuhi segala kebutuhan bisnis kamu. 

Di platform PopStar, kamu akan dipertemukan influencer PopStar berkualitas, memiliki engagement tinggi, dan tahu cara membuat konten yang disukai oleh audience-nya. 

Jadi saat bekerja sama dengan influencer PopStar, mereka dapat membuat konten berdasarkan interest dari pengikutnya, sehingga tingkat engagement pun tinggi.

Untuk harga influencer Indonesia di PopStar masih affordable, kok. Jadi kamu tidak pelu terlalu khawatir ya!

Yuk, tingkatkan brand awareness dan penjualan bersama influencer PopStar.

Bila masih terdapat pertanyaan, kamu bisa klik link agar tim PopStar dapat segera menjawab pertanyaan mu!

section three background

Work with PopStar!

Start your Influencer Marketing Campaign and work with the top Instagram, TikTok, and Facebook influencers in the Indonesia and Philippines!