5 Oktober 2023 – Faridatur Riskiyah
Influencer marketing adalah strategi pemasaran dengan memanfaatkan pengaruh serta kepopuleran seseorang di media sosial. Tujuannya untuk mempromosikan produk, layanan, hingga brand itu sendiri.
Namun, terdapat beberapa mitos seputar influencer marketing yang perlu kamu pahami agar dapat mengambil keputusan lebih baik dalam menerapkan strategi ini. Berikut adalah beberapa mitos terkait influencer marketing:
1. Semakin Banyak Pengikut, Semakin Baik
Salah satu mitos umum adalah bahwa influencer dengan jumlah pengikut besar akan memberikan hasil lebih baik. Namun, faktanya, keefektifan influencer tidak hanya tergantung pada jumlah pengikut, tetapi juga pada keterlibatan (engagement) mereka dengan audiens.
Memiliki banyak pengikut tidak akan membuat kampanye berhasil begitu saja. Jika engagement rendah, maka jelas interaksi audiens terkait promosi tersebut juga ikut rendah. Artinya, kemungkinan gagalnya kampanye bisa saja terjadi.
2. Influencer Hanya Penting untuk Brand Besar
Meskipun brand terkenal seringkali bekerja dengan influencer, influencer marketing juga efektif untuk brand kecil atau startup. Bahkan, influencer dengan jangkauan lebih kecil (seperti nano dan mikro-influencer) dapat memberikan hasil signifikan sekaligus terjangkau bagi brand kecil.
Artinya, brand baru menetas sekalipun tetap bisa menggunakan influencer marketing sebagai strategi pemasaran. Apalagi dengan anggaran terbatas, ada nano dan mikro influencer yang bisa kamu dekati untuk mengajukan kerja sama.
Lagipula, kompensasi atau bayaran influencer tidak selalu berupa uang, bisa juga dengan imbalan produk, jaminan kerja sama di masa depan, atau layanan brand lainnya. Jika bisa memanfaatkan strategi influencer marketing ini, maka bisnis kamu akan sukses besar.
3. Influencer Marketing Hanya untuk Generasi Muda
Influencer marketing tidak hanya relevan untuk generasi muda. Berbagai influencer dengan macam-macam konten bisa menargetkan berbagai kelompok usia, minat, dan demografi. Artinyam mitos ini haruslah kamu buang jauh-jauh karena tidak sesuai dengan faktanya.
Strategi dalam memilih influencer sesuai dengan target audiens akan lebih efektif daripada membatasi pada satu kelompok usia. Apalagi jika pengguna media sosial saat ini sangatlah bervariasi mulai dari anak muda hingga orang tua.
4. Influencer Marketing Hanya Tersedia di Media Sosial Populer
Influencer marketing tidak terbatas pada platform-media sosial paling populer seperti Instagram maupun TikTok. Influencer marketing juga dapat ditemukan di blog, YouTube, Twitter, serta platform lainnya.
Akan tetapi, pemilihan platform tidak dilakukan secara sembarangan. Kamu tetap harus membuat pilihan berdasarkan pada target audiens serta tujuan kampanye. Jika produkmu berupa skincare, maka mempromosikannya lewat Instagram/TikTok bisa sangat relevan.
5. Hanya Merek Fashion atau Gaya Hidup yang Bisa Menggunakan Influencer
Meskipun memang banyak influencer yang fokus pada mode atau gaya hidup, influencer marketing dapat diterapkan di berbagai industri, termasuk teknologi, makanan dan minuman, kesehatan, keuangan, dan banyak lagi.
Kamu bisa menemukan influencer dengan berbagai niche. Misalnya, influencer properti, influencer makeup, influencer otomotif, dsb. Yang penting adalah mencocokkan influencer dengan merek/produk kamu saat ini.
6. Semua Influencer Bersedia Bekerja Gratis
Salah satu mitos yang perlu dipecahkan adalah anggapan bahwa influencer akan dengan senang hati mempromosikan produk atau layanan tanpa bayaran. Sebagian besar influencer profesional justru membutuhkan kompensasi adil untuk upaya serta pengaruh mereka.
7. Kontrol Penuh atas Pesan yang Disampaikan oleh Influencer
Beberapa orang mengira bahwa brand memiliki kontrol penuh atas konten. Namun, sebagian besar influencer mempertahankan kreativitas serta otonomi dalam konten mereka. Oleh karena itu, penting untuk memberikan ruang kreatif bagi influencer untuk menyampaikannya secara otentik.
8. Hasil Cepat dan Langsung
Ada ekspektasi bahwa influencer marketing akan memberikan hasil cepat atau langsung untung saat itu juga. Namun, seperti strategi pemasaran lainnya, influencer marketing juga membutuhkan waktu untuk melihat dampaknya.
Jadi, jangan berharap dengan menggunakan influencer marketing sekarang maka dampaknya akan berlangsung saat itu juga. Apalagi memperoleh dan mempertahankan audiens memerlukan waktu serta konsistensi nyata, sehingga tidak bisa mendapatkan keuntungan begitu saja.
Memahami mitos-mitos seputar influencer marketing bisa menjadi bekal utama saat kamu hendak menggunakan strategi pemasaran ini. Dengan mengetahuinya, kamu tidak lagi terjebak pada pola pikir salah serta menyesatkan.
Jangan mudah percaya pada mitos-mitos dalam dunia marketing tanpa mengetahui kebenaran faktanya. Jika sampai keliru dalam memahami kondisi, maka bisa berdampak fatal pada kinerja iklan atau keberlangsungan promosi produk.
Kalau ingin mendapatkan saran berharga lainnya seputar influencer marketing, cobalah berdiskusi dengan PopStar dengan cara mengisi formulir ini atau langsung hubungi PopStar ke nomor +62811139897.