Lets set up a call to discuss your brand success journey.

10 Indikator Penting dalam Membuat Kontrak Influencer

September 05, 2023

10-indikator-penting-dalam-membuat-kontrak-influencer banner

Membuat kontrak dengan influencer sangat penting agar dapat mendefinisikan harapan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Berikut beberapa indikator penting agar lebih diperhatikan dalam menyusun kontrak influencer:

1. Rincian Pekerjaan

Menguraikan ekspektasi secara eksplisit merupakan langkah penting dalam setiap kerjasama. Hal ini mencakup menentukan jenis konten yang diharapkan, frekuensinya, serta jenis platform atau tempat mempublikasikannya.

Membuat kontrak influencer harus menguraikan terlebih dahulu mengenai detail dari pekerjaan itu sendiri. Tujuannya ialah memastikan semua informasi disajikan dengan jelas dalam kontrak/kesepakatan serta mencegah adanya ketidakpastian di kemudian hari.

2. Durasi Kerjasama

Menyepakati durasi kerjasama termasuk indikator penting dalam membuat kontra influencer. Kontrak influencer ini meliputi apakah kerjasama tersebut hanya satu kali kesepakatan, selama beberapa bulan, ataukah berupa kontrak jangka panjang?

Dengan memahami periode kerjasama ini, maka akan memudahkan kedua pihak untuk mempersiapkan segala kebutuhan serta menyesuaikan ekspektasi. Tentunya, menyertakan durasi kerja bertujuan agar proses kerja sama dapat berjalan dengan baik.

3. Kompensasi

Penentuan skema pembayaran harus dilakukan dengan terbuka. Pembayaran bisa dalam bentuk uang, produk, jasa, maupun kombinasi dari semuanya. Sangat penting untuk menjelaskan cara serta periode pembayaran agar menghindari potensi kesalahpahaman/ketidakjelasan.

Jika brand tidak mampu memberikan rincian kompensasi sesuai dengan keinginan influencer, maka kontrak influencer akan sulit dicapai. Walau bagaimanapun, sebuah kesepakatan kerja haruslah disetujui oleh kedua belah pihak.

4. Hak Cipta dan Penggunaan Konten

Dalam pembuatan kontrak influencer, penentuan kepemilikan konten merupakan aspek krusial. Harus dijelaskan dengan tegas siapa pemilik hak cipta atas konten. Selain itu, sejauh mana brand diperbolehkan menggunakan konten tersebut juga perlu diuraikan dengan jelas.

Mengatur hal ini dengan detail mencegah potensi konflik/kesalahpahaman di masa mendatang. Jika sudah dituliskan dengan baik pada kontrak, tentunya kedua belah pihak akan sama-sama sepakat tentang kepemilikan kontennya.

5. Panduan Brand

Apabila sebuah brand memiliki kriteria atau standar khusus dalam pembuatan konten, maka petunjuk atau pedoman tersebut harus disampaikan dengan jelas kepada influencer. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa konten sesuai atau sejalan dengan citra serta identitas brand.

6. Penilaian dan Pelaporan

Penentuan metode evaluasi dalam kontrak influencer juga sangat penting. Harus ditentukan kriteria apa saja yang menjadi acuan dalam menilai efektivitas kerjasama tersebut. Selain itu, bagaimana influencer melaporkan kinerjanya kepada merek juga perlu dijelaskan.

Dengan menetapkan kriteria penilaian dan mekanisme pelaporan secara transparan, kedua pihak dapat memastikan bahwa kerjasama berjalan sesuai ekspektasi sementara hasil yang diharapkan bisa tercapai.

7. Klausa Pembatalan

Dalam setiap perjanjian kontrak influencer, penting untuk menetapkan ketentuan terkait dengan terminasi alias pengakhiran kerjasama. Hal ini meliputi alasan-alasan valid untuk mengakhiri kontrak sebelum waktu disepakati tiba.

Baik itu karena ketidaksesuaian konten, pelanggaran ketentuan, hingga faktor-faktor lain yang mungkin muncul selama periode kerjasama. Selain itu, prosedur bagaimana cara mengakhiri kontrak, termasuk pemberian pemberitahuan, durasi waktu, hingga penyelesaian klaim.

Dengan demikian, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, kedua belah pihak memiliki panduan tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah atau mengakhiri kerjasama dengan cara profesional serta saling menghormati.

8. Kerahasiaan

Pasal kerahasiaan dalam kontrak influencer bertujuan untuk memastikan bahwa semua informasi selama periode kerjasama tidak disalahgunakan, disebarluaskan, maupun diketahui oleh pihak yang tidak berhak.

Mencakup data pelanggan, strategi pemasaran, rencana bisnis, atau informasi lain yang dianggap penting oleh salah satu maupun kedua belah pihak. Klausa ini juga harus menjelaskan konsekuensi oleh pihak yang melanggar ketentuan kerahasiaan ini.

Bisa berupa denda, ganti rugi, maupun tindakan hukum lainnya. Selain itu, kontrak juga harus menguraikan durasi kerahasiaan, apakah informasi tersebut harus dirahasiakan selama durasi kerjasama saja ataukah melebihi periode kontrak.

9. Revisi dan Persetujuan Konten

Alasan mengapa poin ini penting dalam membuat kontrak influencer adalah untuk memastikan bahwa konten tersebut selaras dengan identitas, visi, dan misi dari brand tersebut. Selain itu, meninjau konten sebelum diposting juga menjadi langkah preventif menghindari kesalahan.

Sebagai contoh, terkadang influencer mungkin tidak sepenuhnya memahami detail produk atau jasa brand, sehingga informasi konten bisa saja tidak akurat. Dengan hak tinjau ini, brand bisa melakukan koreksi sebelum konten tersebut dipublikasikan.

Persetujuan konten juga menjamin kualitas dari konten tersebut. Brand bisa memastikan bahwa konten memiliki standar kualitas tinggi, baik dari segi visual, narasi, maupun informasi yang disampaikan.

10.  Hukuman atau Denda

Dalam suatu kontrak kerjasama dengan influencer, aspek yang berkaitan dengan pelanggaran dan konsekuensinya harus dituangkan dengan sangat jelas untuk mencegah ambiguitas dan potensi perselisihan di masa depan.

Dengan memastikan semua aspek tercakup dalam kontrak, kerjasama antara brand dan influencer dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Meskipun begitu, membuat kontrak influencer atau kerjasama memang terkadang cukup merepotkan karena banyak detail untuk diperhatikan.

Jangan khawatir, adanya PopStar Indonesia di sini bisa mengatasi seluruh masalahmu berkenaan dengan pembuatan kontrak influencer maupun strategi marketing lainnya. Kamu bisa menghubungi ke nomor +628111398977 atau langsung klik di sini!